Author :Thalia (kim ki yeon/takara miyuki/shiang chen)
Tittle : Happily Ever After,Promise you…
Cast : Xi Luhan (EXO), kwon jimi (you/me/us)
Other cast : find it by your self
Genre : sad, romance, life, love life, psychology, drama
Length : chapter
Note : Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Author sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh dan artis lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Author memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.
Cerita yang ditulis hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan merupakan hal yang tidak disengaja.
Warning!! Tulisan italic berarti flashback, miyuki mungkin gak akan tulis keterang flashback atau gak, dan tolong perhatikan tahunnya karena ceritanya berurutan dari masa kecil sampai dewasa, jadi di cermati aja ya… ff ini mungkin akan sulit dimengerti… jadi kalau gak ngerti baca lagi aja, kalau masih gak ngerti nikmati aja tulisan miyuki^^ klo mau di jelasin juga susah… hehehe ff ini dari mimpi miyuki, jadi kalau gak jelas salahin mimpinya miyuki aja ok^^
Mungkin nanti akan ada cuplikan lyrich lagu, jadi jangan kaget kalau merasa familiar dengan lyrichnya. Jimi sengaja buat potongan lyrich itu ceritanya ciptaan main cast, tapi jangan kaget namanya aja ff semua hanya fiktif belaka bukan? Tapi tenang aja nanti miyuki kasih keterangan pemilik lagunya kok… jadi nanti jangan tanya lagi siapa penyanyi atau pencipta dari potongan lyrich tersebut.
Langsung aja
Cekidot>>>
.
.
.
China 1998>>>
Seorang gadis kecil berusia 5 tahun itu terlihat sedang menatap rumahnya dengan tatapan pedih. Mencoba mengingat apa saja yang selama 5 tahun ini telah ia lakukan di tempat itu. Tanpa terasa setetes air mata berhasil mengalir di pipinya, membentuk aliran sungai kecil di wajah manisnya.
“jimi-ya, cepat naik! Kita harus pergi sekarang! Jangan membuat masalah lagi! Apa kau mau ibu tinggal? Cepat jangan membuat ibu emosi! Lihat!! Kenapa kau menangis? Memang apa yang ibu lakukan? Memukulmu? Hapus air matamu
! tidak ada yang perlu ditangisi jimi-ya! Jadi cepat!! Hapus dan naik!!” wanita paruh baya itu berteriak dari dalam taxi yang akan membawa mereka menuju bandara. Tapi tetap kwon jimi gadis kecil itu tidak bergeming sama sekali, bahkan hanya menolehkan kepalanya untuk menatap sang ibu pun tidak.
“kwon jimi!!” wanita paruh baya itu terlihat sudah benar-benar geram dengan anak semata wayangnya itu. Dia keluar dari dalam taxi dan menyeret paksa putrinya, sedangkan jimi hanya memperlihatkan ekxpresi datarnya yang sedikit kesakitan. Tarikan wanita itu terlalu kuat sehingga membuat gadis kecil nan manis itu kini terlah masuk kedalam taxi dan siap untuk berangkat. Posisi mereka belum terlalu jauh dari kediaman mereka untuk beberapa waktu yang lalu, tapi sekarang rumah itu telah diambil alih dan berpindah tangan yang entah siapa orang itu. Jimi masih saja menatap nanar rumah bekasnya yang menyimpan begitu banyak kenangan yang entah kenapa begitu berarti baginya sehingga sulit baginya untuk melepaskan rumah itu begitu saja, tidak terlihat lagi air mata yang mengalir dari peluk matanya yang indah dan terlihat sedikit sebam hanya tatapan nanar bercampur kebencian yang entah apa arti dari tatapan itu sebenarnya.
“untuk apa kau terus melihat kearah sana jimi-ya? Benarkan posisimu! Duduk dengan benar! Dan lupakan segala yang ada disini! kau harus hidup untuk masa depanmu! Anggap kau baru akan terlahir kembali sekarang!”wanita itu berbicara sembari membetulkan make up yang yang sedikit berantakan karena dia terburu-buru tadi pagi, sedikit melirik putrinya yang tengah membetulkan posisinya dan mengambil posisi duduk yang benar. Dia tersenyum melihat buah hatinya yang selalu menurut padanya, tapi ada guratan tanda tanya di dalam benaknya. Kenapa… putrinya sangat mencintai tempat itu?
“jimi-ya… lihat ibu”wanita itu mulai serius dan memegang lembut kedua bahu putri kecilnya dengan tatapan hangat, jimi hanya menatap ibunya dengan tatapan sekedarnya, tidak berniat sama sekali untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan wanita ini selanjutnya “jimi-ya kau tahukan ibu melakukan ini demi masa depanmu? Kita harus kembali ke seoul dan menemui ayahmu, lalu ibu akan pergi dari kehidupanmu untuk selamanya. Kau senangkan? Ibu tahu kau membenciku, jadi hanya ini yang bisa ibu lakukan untuk pertama dan terakhir sebagai ibu yang baik untukmu sebelum ibu benar-benar pergi”perlahan wanita itu merengkuh tubuh kecil putrinya dengan kesedihan yang membuncah, sama seperti apa yang dilakukan jimi beberapa menit yang lalu, wanita itu menangis. Jimi hanya menerima perlakuan sang ibu dengan tenang, tidak seperti biasanya yang akan menolak ketika wanita itu mebusaha untuk sekedar menyentuhnya. Dia tahu bahwa wanita yang sedang memeluknya ini dan bernotabe ibu baginya tengah menangis, yah… ini pertama kalinya dia melihat wanita itu menangis.
“ibu sangat menyayangimu jimi-ya… maaf ibu tidak bisa menjadi ibu yang baik bagimu, tidak bisakah sekali saja untuk yang pertama dan terakhir membiarkanku mendengar suaramu? Ibu tahu kau tidak bisu! Kau berbicara dengan orang lain tapi kenapa hanya dengan ibu kau tidak mau menyuarakan suaramu?”wanita itu merengkuh wajah cantik gadis mungilnya itu, untuk dapat menatapnya dalam. Ingin sekali wanita itu menggambarkan betapa sayangnya akan sosok didepannya saat ini, yang memang tidak pernah ia lakukan karena sang putri tidak pernah mau menatap, atau bahkan menyuarakan perasaannya. Jimi terlihat berpikir sebentar, dengan menerawang tatapan dalam yang sekarang diperlihatkan wanita paruh baya itu untuk pertamakalinya.
“jimi-ya…”wanita itu kembali menangis. Menyerukan nama buah hatinya dengan lirih penuh frustasi, kenapa sulit baginya mendengar putrinya berbicara?
“ibu mohon… “kali ini terdengar lebih sakit dan mencengkat. Supir taxi yang tidak mengerti akan apa yang dibicarakan ibu dan anak itu hanya menatap penuh simpatik. Walau tidak mengerti tapi dia dapat merasakan betapa tersiksanya kedua manusia ini. ia mengerti dengan suasana penuh haru yang tengah diciptakan kedua manusia ini.
“terimikasih…… i-bu”dengan perlahan seorang kwon jimi untuk pertama kalinya menyuarakan suaranya untuk sang ibu. Walau suara itu terkesan dingin tapi tetap tidak bisa dipungkiri betapa bahagianya wanita itu saat ini.
Greppp
Wanita itu kembali merengkuh tubuh kecil didepannya yang hanya bisa disentuhnya saat gadis ini terlelap. “terimakasih… jimi-ya” chu~ wanita itu mengecup lembut puncak sang putri penuh kasih “terimakasih..”
Tes… jimi kembali meneteskan air matanya. Air mata bahagaia
.
.
.
Seoul 2000>>>
Gadis manis ini terlihat bingung dengan mobil yang tengah membawanya pergi entah kemana. Pria paruh baya yang sedang menyetir itu hanya memperlihatkan wajah seriusnya. Jimi pun hanya menapatnya bertanya, kemana sebenarnya mobil ini akan membawaku?. Sedangkan sang pria yang notabenya adalah ayah yang baru di ketahui jimi 2 tahun yang lalu menjawab dengan tatapan dingin dan berkata, jangan banyak bicara! Kau akan tahu nanti.
Jimi hanya dapat menundukan kepalanya, ia rindu ibunya. Ia ingin ibunya kembali mengambilnya dari neraka jahanam ini. Dia sadar ibunya bukan orang jahat seperti apa yang ia pikirkan selama ini, yang pantas mendapatkan julukan itu adalah pria jahanam di sampingnya saat ini. Dia selalu bertanya, apakah ini yang dimanakan demi kebaikanku? Apa ibu tahu apa yang selama ini ayah lakukan padanya? Apa ibu akan kembali? Dia terlalu, terlalu tersiksa dengan semua ini, dia muak! Siapa dia sebenarnya? Kenapa hidupnya begitu menyedihkan? Sebenarnya apa yang sedang di rencanakan tuhan untuknya? Kenapa sekejam ini? Sejak kecil ia tidak pernah merasakan kasih sayang yang cukup.
Sang ayah bergumam memperintahkan dirinya untuk segera turun karena memang telah sampai ketujuan. Gadis manis ini hanya mengangguk lalu mengikuti langkah ayah dengan langkah kecil mungilnya.
‘flower kids home’ tulisan yang terpampang jelas di plang yang cukup besar membuat kedua mata indah jimi membulat dengan sempurna. Apa aku akan ditinggalkan ayah disini? ibu aku mau pulang! Guratan khawatir terlukis jelas di wajah cantik milik jimi. Terdengar langkah seseorang mendekat, terlihat seorang wanita paruh baya yang menggunakan pakaian layaknya biarawati tengah membungkuk sopan kepada ayah sang gadis. Percakapan dimulai. Membuat jantung jimi tak bisa berdetak dengan normal. Memikirkan entah Apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya, Akankah perjalanan hidupku yang menyakitkan ini terus digoresi luka? Hati dan jiwaku sudah cukup bernanah! Apa sekarang akan disirami air keras?
“kumohon jaga anak ini”pria itu membungkuk memberi hormat lalu berjalan mendekati gadis manis yang tengah meratapi nasip hidupnya yang menyedihkan. Sang ayah berbisik menyuruh jimi untuk tidak menyikutinya lagi lalu mengatakan bahwa panti asuhan ini mulai sekarang adalah rumah baru baginya. Sang ayah tersenyum sinis kepada gadis manis itu, dan beranjak pergi meninggalkan malaikat kecil itu dengan perasaan bahagia. Ayah macam apa dia?
.
.
.
Seoul 2002>>>
Dua tahun sudah semenjak kejadian itu. Jimi hidup dengan tenang, walaupun masih tanpa senyum diwajah cantiknya. Dia masih meringkuk didalam selimut tebalnya, tidak berniat sama sekali sekedar membilas wajah teduhnya. Bibir jimi bergerak perlahan. Sedikit membuka hingga akhirnya terdengar suara kecil nan merdunya memainkan dengan indah. Jimi kecil ini sedang bernyanyi, menggambarkan kesunyiannya.
2am; where do I begin,
Jam 2 pagi, di mana Aku memulai,
Crying off my face again.
Menangis membasahi wajahku lagi.
The silent sound of loneliness
Suara diam kesepian
Wants to follow me to bed.
Ingin mengikutiku dalam tidurku.
I’m a ghost of a girl that I want to be most.
Aku menjadi bayangan seorang gadis yang sangat aku inginkan.
I’m the shell of a girl that I used to know well.
Aku perwujudan seorang gadis yang biasa aku kenal dengan baik.
Dancing slowly in an empty room,
Menari perlahan di ruang kosong,
Can the lonely take the place of you?
Dapatkah kesepian menggantikan posisimu?
I sing myself a quiet lullaby.
Aku bernyanyi untuk diriku sendiri lagu pengantar tidur yang tenang.
Let you go and let the lonely in
Melepaskanmu pergi dan membiarkan kesepian datang
To take my heart again.
Untuk mengambil hatiku lagi.
(chirstina perri-the lonely)
Tuk…tuk…tuk…
Terdengar ketukan pelan dari luar. Sedikit malas jimi menghentikan nyanyiannya dan berusaha menolehkan kepalanya untuk melihat kearah pintu, menunggu siapa yang akan masuk setelahnya.
Biarawati paruh baya berjalan mendekat disusul dengan dua orang asing bagi jimi yang memang tidak pernah ia temui sebelumnya. Kedua orang yang di yakini jimi sebagai sepasang suami istri itu tersenyum kearah jimi.
DEG!
Jimi merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, kehangatan menjalari setiap inci tubuh mungilnya. Membuat hati bekunya perlahan merasakan kehangatan itu, walau hanya sebuah senyuman jimi yakin kedua orang ini benar-benar di penuhi cinta dan kasih sayang. Dalam sekejap ia bangun dan istana kapuknya berdiri tegak lalu berbungkuk memberi hormat sopan kepada kedua orang yang berhasil membuat sosok keras jimi perlahan melembut. Biarawati itu sedikit tersentak dengan kelakuan jimi yang tak biasa. Jimi tidak sesopan ini, dia bahkan selalu menatap semua orang dengan tatapan pembunuh yang siap membunuh siapa saja setiap saat. Tapi sekarang, dia terlihat begitu bercahaya, begitu tenang dengan tatapan teduhnya, menjadi sosok malaikat dalam sekejap.
Kedua orang itu hanya tertawa melihat tingkah jimi yang terbilang sempontan, sang istri berkata pada sang suami bahwa ia benar-benar menyukai anak ini dan menginginkannya menggunakan bahasa yang sama sekali tidak dapat dimengerti sang biarawati, tapi tidak dengan jimi ia mengeti, sangat mengerti apa yang sedang dibicarakan kedua suami istri itu. Begitupun denganku dia benar-benar sangat manis timpal sang suami yang tengah menatap jimi dengan tatapan dalam dan penuh kasih. Membuat jimi tak kuasa menahan kebahagiaan yang tengah memenuhinya.
“kami memilihnya”seru keduanya kepada sang biarawati yang mulai mengeti kembali dengan bahasa yang digunakan. Biarawati itu kemudian mendekati sosok mungil yang tengah tersenyum dengan manisnya, sedikit menyamakan tinggi sang gadis, kemudian biarawati itu mulai mengusap dan tersenyum padanya. Jimi hanya membalas tatapan sang biarawati seperti biasanya tapi tetap dengan perubahan yang bersar itu, jimi tidak lagi menatapnya dengan tatapan kejam dan tajam melainkan tatapan polos dari seorang anak yang murni, bak malaikat.
“jimi-ya, bersiaplah… orang tua barumu akan menunggumu, ingat pesan kami. Bersikap sopan kepada siapapun mengerti?”gadis mungil ini mengangguk dengan lembut. Kemudian dia berlalu kedalam kamar mandi untuk bersiap
.
Dia benar-benar cantik… bagaikan malaikat kecil yang sempurna. Rambut panjang cokelat lurus miliknya di ikat menjadi satu kebelakang walau sebagian dibiarkan menjuntai dengan indah. Gaun baru berwarna biru laut terbalut dengan indah di tubuh mungilnya, gaun pemberian tuan dan nyonya huang calon ayah dan ibu barunya. Senyum cerahnya menghipnotis semua, mereka terpikat pada gadis ini
“kau siap jimi-ya?”tanya biarawati memastikan. Hm… hanya gumaman kecil dan anggukan pasti yang jimi berikan, tapi itu cukup untuk membuat biarawati percaya.
“baiklah”sambungnya. Lalu beralih kepada kedua orang yang terlihat bahagia mendapat putri yang selama ini mereka idamkan
“tuan huang, apa anda mau mengubah namanya?”biarawati itu bertanya dengan pasti lalu menatap kearah jimi kembali. “saya sarankan untuk memberika nama yang baru untuknya, dia begitu special untuk sebuah nama yang baru… malaikat kecil ini, mungkin akan mengerti”lanjut biarawati itu di iringi senyum tipisnya.
Kedua orang itu saling bertatapan, mereka berkomunikasi lewat tatapan masing-masing. Sang suami menggeleng lalu bergumam untuk tidak mengubah nama gadis itu. Sang istri tersenyum lalu menggangguk setuju. Biarawati hanya bisa mengalah lalu memberikan akses bagi kedua orang itu agar bisa meyentuh jimi. Perlahan keduanya mendekat semakin mendekat hingga akhirnya berada tepat dihadapan sang gadis. Gadis manis ini tersenyum memamerkan eyes smilenya yang begitu indah, membuat kedua orang itu tak kuasa untuk memeluk malaikat itu.
Sang istri menuntun jimi mengikutinya kearah mobil yang telah menunggu mereka, hangat batin jimi saat tangan kedua orang itu bertautan. Kasih sayang yang diberikan semakin membuat jimi nyaman. Sang suami membukakan pintu lalu membiarkan kedua orang yang sedang membagi kasih itu masuk terlebih dahulu, dengan senyum yang mengembang melihat istrinya bahagia dia masuk kedalam mobil.
Mobil itu melaju dengan kecepatan rata-rata tidak terlalu cepat tidak terlalu lambat, membuat keluarga baru itu semakin leluasa beradaptasi. Supir mereka seakan mengerti dan tidak mengganggu keluarga baru ini.
Jimi duduk diantara dua orang baru yang akan mulai memenuhi harinya yang mungkin akan terasa sangat menyenangkan dan penuh kasih sayang. Sebelah kiri ayah dan sebelahkanan ibu, sempurna bukan? Mereka tengah bercanda gurau. Senang rasanya dapat melihat jimi tersenyum dan tertawa dengan bebas, jimi telah kembali normal. Dia telah lahir kembali menjadi gadis kecil yang hanya akan melihat kedepan bukan kebelakang, gadis kecil yang akan bahagia untuk selamanya.
kau harus hidup untuk masa depanmu! Anggap kau baru akan terlahir kembali sekarang!
Ia, jimi akan selalu mengingat pesan itu. Dia kwon jimi akhirnya telah lahir kembali
.
“kita mau kemana bu?”jimi bertanya dengan polosnya lalu menatap sang ibu baru yang sedang memeluknya di ruang tunggu keberangkatan (bandara) “kita akan kembali ke china, disana kau akan tinggal bersama ayah dan ibu” DEG DEG DEG seperti terkena sengatan kuat jimi terkejut bukan main, china? Pikirnya. apa dia akan kembali?
“kenapa? Kau tidak suka?”tanya sang ibu barunya yang seperti menyadari keganggalan. “suka, aku sangat suka Negara itu”jimi tersenyum gembira. Bukan tidak mungkin ia bisa bertemu kembali dengan cinta pertamanya kan? Ya… cinta pertamanya yang membuat ia tak rela meninggalkan china, walau dia hanya mencintainya dalam diam. Wanita itu hanya tersenyum melihat putri kecilnya bertingkah menggemaskan.
“ayo… pesawatnya telah sampai”ucap sang ayah memecahkan suasana ceria yang diciptakan hanya untuk kedua ibu dan anak ini. Sang istri mengangguk lalu menuntun sang putri, langkah mereka terhenti ketika tiba-tiba saja sang ayah mencegahnya. “Aku juga mau bermain dengan putriku! Bertukar posisi denganku biarkan aku menggendongnya” pinta ayah tak mau kalah. Sang ibu yang melihat sang suami bertingkah kekanak-kanakkan hanya persenyum lalu membiarkan ayah menggendong tubuh mungil jimi. Sekarang jimi mengerti tuhan memiliki rencana yang lebih indah untuk gadis polos bak malaikat sepertinya, dibalik semua kejadian buruk yang menimpa, terselip kisah yang lebih indah menunggu dimasa depan.
.
.
.
China 2003>>>
Gadis manis yang berusia 10 itu berdiri ditengah ladang ilalang yang sangat luas, ia duduk dibawah pohon besar yang indah. Tanang… Nyaman… dua kata yang dapat menggambarkan perasaannya saat ini . Akhirnya dia bisa kembali ketempat ini, tempat dimana di pertamakali melihat sosok malaikat tampan yang mengagumkan, dan juga menjadi tempat dimana dia dapat dengan leluasa mengamatinya dari kejauhan, memandangnya, lalu berangan-angan untuk bisa bersamanya. Tapi kemana laki-laki itu sekarang? Jimi benar-benar merindukan sosoknya! Dia telah jatuh untuknya tanpa mengetahui namanya sekalipun.
Jimi menghembuskan nafas beratnya, ia takut tidak bisa melihat laki-laki itu lagi. Apakah dia sudah pergi? Pikirnya berkali-kali, tapi berkali-kali juga dia menepisnya.
Dengan berat hati jimi bangkit dari duduknya, sudah cukup untuk hari ini, sama seperti kemarin-kemarin hasilnya tetap sama, laki-laki itu tetap tidak terlihat. Tapi dia berjanji akan kembali lagi besok, dan seterusnya meski itu berarti seumur hidupnya, ia rela… jika bukan hari ini mungkin besok.
Baru saja jimi berbalik dan ingin melangkah tapi langkahnya tiba-tiba terhenti seperti ada sesuatu yang menahannya, membuatnya tidak bisa bergerak sedikitpun, tubuhnya mengkaku, nafasnya tercekat, walaupun merasa lemas dia tetap berusaha agar tetap bisa berdiri.
“kemana saja kau? 5 tahun terakhir! Kenapa menghilang begitu saja! Kau tahu bertapa paniknya aku?”serang laki-laki yang tepat berada didepan jimi secara bertubi-tubi, membuat jimi membulatkan matanya, pertama kalinya ia melihat sosok itu dari dekat, tapi tunggu? Apa maksud dari perkataannya tadi?
“k-kau”jimi hanya bisa tergagap menanggapi perkataan laki-laki ini. Laki-laki ini berjalan lebih dekat, lalu menundukan kepalanya agar dapat mencermati setiap inci wajah cantik milik jimi yang terlihat tegang akan sikapnya.
“tapi syukurlah kau telah kembali”ucapnya di iringin dengan senyuman yang menawan sangat menawan membuat jantung jimi harus memompa berkalilipat lebih cepat menyesuaikan diri ditengah oksygen yang semakin menipis.
Kemarilah lanjutnya dan menarik lembut tangan jimi, di tuntunnya kembali kebawah pohon besar lalu duduk bersama dengan posisi saling berpegangan tangan. Laki-laki ini tidak henti-hentinya menatap wajah jimi yang juga sedang menatapnya lega. Lega karena pikirannya selama ini tidak benar, dan lega karena dia tidak perlu menghabiskan waktunya untuk menunggunya seumur hidupnya. Dan itu berarti dia bisa menghabiskan hidupnya dengan menatap laki-laki ini kemudian.
“seminggu ini aku selalu disini menunggumu, tapi kau tidak ada”jimi memulai percakapan, memang ini bukan yang dari dulu ingin jimi lakukan? Bersama dengannya lalu bercengkrama bersama.
“aku tahu” dia menjawab dengan santai sangat santai seolah tidak ada yang serius sama sekali, membuat jimi sedikit kecewa. Tapi itu bukan masalah baginya, karena sekarang dia dapat bersama dengan prianya. “kau tahu? Bagaimana bisa? Kau bahkan tidak ada disini?”tolak jimi tidak percaya bercampur curiga. Wajah itu… membuat laki-laki itu benar-benar terpesona
“semenjak kau menghilang, aku selalu menunggumu disini, persis seperti apa yang kau lakukan, semua tetap sama aku tetap menunggumu kembali sampai pada minggu lalu aku melihat sosokmu terduduk di bawah pohon ini. Awalnya aku ingin menghampirimu, tapi aku Manahan diri sampai akhirnya aku mencapai batasku hari ini, aku tidak bisa menahan lebih lama lagi”jawab laki-laki itu sambil menerawang, dia tidak kuat jika harus bertatapan terlalu lama dengan gadis ini. Manik mata cokelat terang milik gadis itu cukup menghipnotis setiap detiknya, selalu berhasil mengalihan perhatiannya, sehingga tidak ada lagi hal yang lebih indah di bandingkan dengan sosok sempurna di depannya saat ini. Hanya dengan menatapnya, ia bisa melihat masa depannya, masa depan yang indah bersama gadisnya, sangking indahnya membuatnya tak sabar untuk cepat-cepat dewasa. Agar bisa merajut kisah yang lebih nyata dari ini.
“kenapa? Kenapa kau malah menahan diri?”pertanyaan itu terdengar seperti nyanyian di indra pendengaranya, sangat polos tapi indah. “untuk menghukummu”lagi-lagi laki-laki ini terlihat santai “menghukumku? Tapi kenapa? Apa salahku?”jimi terlihat tidak terima dengan raut wajah kesal ia menuntut jawaban dari laki-laki yang masih saja setia menggenggam tangan mungilnya lembut. Berdua seperti ini membuat setiap detiknya berjalan begitu lambat, dan tenang.
“bodoh! Kau tanya apa salahmu? Kau pergi begitu saja! Lalu kembali lima tahun setelahnya! Kau kira itu bukan kesalahan?”sedikit bercanda laki-laki itu menyentil kening gadis itu pelan. “maaf…”sesal jimi dan menunduk. Melihat reaksi jimi membuat laki-laki itu merasa bersalah. Apa aku membuatnya sedih? “tapi aku senang, kau telah kembali, terimakasih…”ucap laki-laki itu menenangkan. Gadis manis ini kembali manatap manik mata cokelat tua indah itu lagi, indah benar-benar indah. Manik mata itu yang entah bagaimana caranya berhasil mencuri semua perhatiannya dengan begitu mudah, membuat gadis ini tidak bisa sekedar merelakan sedetikpun untuk tidak menatapnya, yang telah menjadi candunya. Entah bagaimana cara tuhan memahatnya, benar-benar sempurna. Apa tuhan memahatnya dengan sepenuh hati? Apa tuhan benar-benar berniat untuk menciptakan sosok malaikat ini? Benar-benar sempurna tanpa cacat yang meliputi. Indah…
“oh iya… dari mana kau mengetahuiku? Setahuku kau selalu sibuk sendiri dengan note kecil dan pensilmu”tanya jimi yang memberanikan diri untuk bertanya hal yang sedari tadi mengganjal di hatinya. “kau pikir aku bodoh? Ada Seseorang yang sesalu mengintipku dalam diam dan mencuri pandang padaku, lalu aku tidak menyadariya? Hey!! Kau itu yang bodoh! Kalau mau bersembunyi carilah tempat yang aman! Setidaknya tidak terlihat dan tidak membahayakan nyawamu!! Lain kali jangan memanjat pohon seperti waktu itu lagi… membuatku khawatir saja!!”laki-laki itu mulai memperlihatkan ekspresinya dia terlihat sedang mengawatirkan gadis di sampingnya ini, gadis kecilnya
“benarkah aku ketahuan? Aish… padahal aku sudah berusaha… tapi kenapa kau terlihat tidak menyadariku?”gadis ini benar-benar polos membuat gemas saja!! Batin laki-laki itu “lalu setelah itu kau tidak akan datang lagi untuk melihatku, tidak terimakasih, lebih baik aku berpura-pura bodoh dan tetap bisa melihatmu setiap hari” jimi benar-benar tersipu mendengar apa yang dikatakan laki-laki itu untuknya, pipinya benar-benar sudah memanas sekarang “kau lucu sekali”tanpa sadar laki-laki itu mencubit pipi jimi gemas
“awww sakit”keduanya tertawa bersama dengan angin yang berhembus lembut, dan suara ilalang yang bergesekan menimbulkan suara yang benar-benar menenangkan “aku menyukaimu” perkataan itu sontak membuat jimi membulatkan mata indahnya, menatapnya kaku, bercampur malu. Laki-laki itu hanya tersenyum melihat reaksi yang jimi perlihatkan padanya, dia mulai menyukai setiap ekspresi yang ditunjukan gadis ini. Gadis yang 3 tahun lebih muda darinya.
“siapa namamu?”laki-laki itu melanjutkan aksinya, mencoba untuk membuat gadis ini nyaman untuk berterus terang dengan isi hatinya. “jimi… kwon jimi”jawab gadis ini malu-malu. “aku luhan… xi luhan” luhan menyabar tangan mungil jimi untuk berngengganman dengannya. Senyum terus menghiasi wajah tampan dan cantik keduanya. Membuat setiap orang yang mungkin melihat ini iri dan merasa gemas dengan kedua anak kecil itu berbagi kisah. Demi apapun! Apa tuhan lupa kalau masih ada 2 malaikat kecilnya yang tertinggal di bumi? Kedua sosok ini benar-benar terlalu sempurna dimata awam. Apa tuhan sengaja meninggalkan malaikat kecilnya? Dengan sosok manusia? Atau mereka manusia biasa yang menyerupai malaikat? Begitu sulit untuk menggambarkan kedua ciptaanmu yang satu ini, sempurna…
“panggil aku oppa… kau orang koreakan? Aku ingin sekali kalau kau memanggilku dengan sebutan itu” lagi-lagi luhan tersenyum dengan manis membuat gadis manis itu terus tersipu malu. “baiklah oppa…”mendengar itu membuat luhan tak kuasa untuk merengkuh sosok manis ini dengan erat.
“tentang itu oppa… aku juga menyukaimu”ujar jimi saat masih berada dalam rengkuhan luhan yang hangat, membuat luhan benar-benar bahagia bukan main, senyum bahagia menghiasi wajah rupawan mereka masing-masing. akhirnya dia bisa memiliki gadis ini seutuhnya. Gadis yang akan menjadi pusat dunianya, dunia dimana hanya gadisnya inilah yang paling indah, paling rupawan, paling mencolok, paling sempurna dan paling mempesona jagad raya. Dunia dimana cinta merekalah yang berkuasa, dunia dimana tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan betapa sempurnanya pasangan malaikat ini, dunia dimana mereka berbagi asanya yang indah, dunia yang mereka bangun berdua, dunia dimana hanya ada luhan dan jimi di dalamnya, dunia dimana tidak ada yang berani mengusik mereka bahkan takdir sekalipun tidak akan bisa untuk sekedar menyentuh mereka. Dunia yang hanya milik mereka berdua, hanya mereka semata…
Sore itu, kedua sejoli itu mengucapkan janji suci mereka, untuk selalu bersama selamanya, menjaga cinta semati mereka. Janji yang telah mengguncang dunia, dan menggetarkan takdir. Akankah takdir masih berani untuk sekedar menyentuh mereka?
.
.
.
China 2005>>>
Luhan terus berusaha bersabar mengajarkan jimi bermain gitar dengan benar walau hasilnya tetap sama… hancur!
Bagaimana tidak! Bukannya focus dengan apa yang diajarkan luhan, jimi malah asik menatapi wajah sempurnanya. Jarinya memang mengikuti apa yang di ajarkan luhan, namun hatinya tak kalah menatapnya. Jadi apa gunanya?
“belum cukupkah menatapku selama 2 jam? setampan itukah aku? Sehingga membuatmu terus menatapku. hem… kwon jimi?”goda luhan yang mulai merespon tatapan itu. Sejujurnya dia juga tak kuasa menahan tatapan mematikan milik jimi, jadi dia memilih untuk menyerah dan meladeni malaikat disampingnya. Jimi hanya menggeleng lalu tersenyum dalam “belum! Sampai kapanpun takan pernah cukup! Kau terlalu indah oppa! Bukan tampan tapi sempurna! Aku bangga memiliki namja chingu sepertimu!”ucap jimi bangga dengan mata berbinar menggoda.
Luhan tak kuasa menahan asanya! Terlalu kuat untuk mencium malaikatnya. Terlalu menggoda hatinya yang suci. “benarkah? Kalau begitu coba tangkap aku… jika berhasil baru aku percaya”alih-alih menyembunyikan kegugupannya ia mengajak malaikatnya berlari bersamanya di tengah ladang ilalang yang indah.
Kebahagian itu… selalu mengitari kedua malaikat itu. Tak henti membuat setiap insan mengguman iri. Mereka terlalu sempurna! Layaknya adam dan hawa.
Tawa riang keduanya menggema. Memamerkan betapa bahagianya mereka, betapa sempurnanya kasih mereka. Luhan yang terus berlari dan jimi yang mencoba menangkap. Walau lelah ia terus berusaha untuk menangkap pangerannya. Untuk membuktikan ia benar! Bahwa cintanya nyata! Bukan maya atau khayal belaka. Namun sosok itu tak terlihat lagi. Pangerannya menghilang. Kemana? Ia yakin tadi matanya tak lepas menatap sosok itu. Ia yakin sangat yakin. Namun… kemana? Kemana luhan?
“op-ppah… oppa… kau d-dimana?” panggilnya kian takut. Ia takut kehilangan sosok itu. Takut sangat takut. Oppa? Oppa? Oppa? Ia terus menyerukannya. Mencarinya berkeliling sehingga kembali kepohon besar itu. Siapa tahu dia bersembunyi disana… siapa tahu.
“oppa~ apa kau disana?”ia terus mencari. Matanya memerah. Hatinya memanas… kemana sosok itu?
“kyaaa!!!”
-TBC-
Hi guys~ gimana chap 1’a? seru? Membosankan? Ato gk menarik? Panjang kayak Koran y? Hahahaha mian mian … miyuki emank gk bakat jdi penulis… jangan lupa RCL ok;) sisipkan jga y deskripsi tentang ff q… hahahaha love u all! See ya in next chap bye… *bow with all member of aur prince EXO
-8.515771
115.269593